بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Selamat Datang dan Ingatlah Selalu


..::Janganlah Kamu Kawinkan Seorang Gadis, Kecuali Dengan Seizinnya. Sedangkan Persetujuannya adalah Diamnya::..

Jumat, 02 September 2011

Mengapa mempersulit diri

Banyak saudara-saudara kita yang harus berkeringat deras untuk mencapai pernikahan. Banyak yang harus melewatkan malam-malamnya dengan perasaan gelisah yang memuncak, sehingga kadang harus diteduhkan dengan air mata, demi menenangkan hati dari kerinduan bersanding dengan teman hidup. Banyak yang resah, tetapi ada pula yang dimudahkan jalannya oleh Allah untuk menikah. disaat ada orang yang jatuh bangun menghadapi kesulitan, ia (Allah) dengan ringan dilapangkan jalan untuk menikah. pada saat dihimpit kesedihan karena keinginan untuk menikah semasa dibangku perkuliahan tak dapat terlaksana, sampai-sampai harus menyembunyikan pernikahan karena alasan-alasan tertentu. padahal kita dianjurkan untuk segera mengumumkan pernikahan diantaranya dengan cara mengadakan Walimahan, walaupun hanya dengan seekor kambing. kalau tidak mampu, dengan menyembelih seekor ayampun dapat, yang penting kabar pernikahan tersebut tersampaikan. Mengumumkan pernikahan merupakan bentuk syukur kita kepada Allah yang telah menyempurnakan setengah dari agama kita. juga untuk menghindarkan saudara-saudara kita dari fitnah dan tindakan memfitnah kita. Alhasil, kenapa pernikahan itu harus disembunyikan atau dirahasiakan. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Disebagian besar masyarakat kita, pernikahan bukan lagi bentuk syukur kepada Allah dengan mengharap do'a barokah dari para tamu untuk mempelai berdua. Pesta pernikahan sudah menjadi perhitungan-perhitungan penilaian sosial. dan demi prestise maupun mempertahankan gegap gempita acara, sebuah pernikahan yang Islami harus tercoreng oleh cacat yang bisa mengurangi barokah. Demi mendapatkan hasil rias yang menakjubkan atau menjaga agar riasan tidak luntur, banyak yang sengaja meninggalkan sholat. kadang pengantin harus repot dengan riasan-riasan yang memenuhi wajah dan kepalanya ketika ia tetap sholat (itupun bagi yang tidak mau meninggalkan sholatnya). Biasanya sebagai pengantin, kita hanya bisa pasrah saja terhadap kemauan orangtua maupun periasnya untuk menunda sholatnya sampai acara tersebut selesai. Ironis sekali, disaat Allah menyempurnakan setengah dari agama kita dengan memberi kemudahan bagi kita untuk menikah, justru kita mengecilkan Asma Allah. padahal setiap sholat kita selalu bertakbir "Allahu Akbar ; hanya engkaulah ya Allah yang maha besar dan maha lebih besar". Akhir-akhir ini, mulai terjadi kecenderungan menjadikan Walimahan sebagai Investasi. Penyelenggaraan walimah secara sengaja diorientasikan hampir semata-mata untuk mendapatkan uang yang mencukupi untuk kebutuhan hidup beberapa saat. Terkadang orangtua mengizinkan anaknya menikah sebelum lulus dari menuntut ilmu dengan catatan pesta pernikahan harus diadakan secara besar-besaran dengan perhitungan bahwa dari pesta pernikahan itu akan terkumpul uang yang sangat banyak. dari uang tersebut akan didepositokan, sehingga bunganya bisa diambil setiap bulan untuk biaya hidup sehari-hari. Jalan fikiran seperti itu kelihatan tepat dan runtut. tetapi, semakin besar dan mewah pesta pernikahan yang dilangsungkan, tidak menjadi jaminan sama sekali bahwa akan semakin besar juga isi amplop yang akan diberikan oleh para tamu. Oleh karena itu, mengadakan walimahan besar-besaran dengan perhitungan seperti itu dikhawatirkan akan berbuah kekecewaan yang besar. Apalagi sampai diumumkan nama-nama orang yang membawa amplop tersebut beserta isinya. Karena ada disuatu daerah yang mempunyai tradisi, selesai acara pesta amplop tersebut dibuka bersama-sama oleh panitia pesta dan diumumkan secara langsung, bahkan ada yang menggunakan pengeras suara. Lebih-lebih kalau sampai tekor (merugi) dalam jumlah yang besar, sedangkan modal penyelenggaraan walimahan diperoleh dari hutang, bukannya kebahagiaan yang diperoleh sesudah acara pesta, justru tangis dan kesedihan serta kecemasan yang akan selalu menghantui fikiran. Sebagian besar Posting ini diambil dari : " Kado Pernikahan untuk Isteriku " Karya, Mohammad Fauzil Adhim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda telah membuka halaman ini silahkan beri komentar

Telusuri