بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Selamat Datang dan Ingatlah Selalu


..::Janganlah Kamu Kawinkan Seorang Gadis, Kecuali Dengan Seizinnya. Sedangkan Persetujuannya adalah Diamnya::..

Rabu, 29 September 2010

Catatan untuk Wanita yang dipinang

Firman Allah dalam surat An-nur ayat 26 yang artinya : “dan perempuan-perempuan yang keji adalah diperuntukkan bagi laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji juga diperuntukkan bagi perempuan yang keji, sedangkan perempuan-perempuan yang baik diperuntukkan bagi laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik”. (Q.S. An-nur: 26)

Sekarang, ketika pinangan telah datang, apa yang perlu engkau perhatikan sebagai bahan pertimbangan!
Bagi laki-laki maupun perempuan, diperingatkan agar memilih pendamping hidup atas dasar agama calonnya. Sebagian orang menempatkan peringatan ini dalam derajat yang paling ringan. Asal seagama, dianggap telah memenuhi ketentuan untuk memilih berdasarkan agama calonnya.

Sebagian orang bertanya; Kenapa agama?
”Kadang-kadang, sebagian dari kita yang rajin kemasjid, sholat, puasa dan banyak mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan justru memperlakukan isteri dan anak-anaknya dengan cara yang tidak baik”. Sebaliknya ” orang-orang yang tidak begitu mengenal agama, sikapnya kepada isteri dan anak-anaknya justru sangat baik, perhatiannya sangat baik malah dapat menjadi sahabat yang enak diajak bicara oleh isteri dan anak-nakanya”.
Kalau begitu, bagaimana menentukan ukuran bahwa calon suami yang datang meminang termasuk laki-laki yang beragama? Wallahu Alam bishawab.
Agama meliputi tauhid yang merupakan intinya dan syari’at sebagai aturan-aturan baku yang lebih bersifat Zhahir. Tauhid hidup dalam iman. Iman adalah perkara qolbiyyah (rahasia hati). Orang tidak dapat melihat derajat iman seseorang. Orang tidak dapat menilai aqidah-qolbiyyah orang lain.
Tetapi, keyakinan hati mempengaruhi sikap dan perilaku. Keagamaan seseorang insya-Allah dapat dilihat melalui amal perbuatannya.

Rosulullah Saw, bersabda :
”orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
”sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yang tinggi di akhirat, walau ibadahnya sedikit”. (HR. Thabrani dengan sanad baik).
Seorang ulama mengatakan bahwa, tidak mungkin mengetahui keber-agamaan seseorang melalui sholat dan puasa serta sebagian ritual agama. Keimanan dalam beragama, dapat diketahui melalui aspek-aspek akhlak, penjagaan hak-hak orang lain, dan sikap menghindarkan orang lain dari kezaliman-kezaliman dirinya. Adakalanya ketika seseorang berpuasa, sangat takut kemasukan air setetes sehingga tidak berani berkumur. Tetapi ia tidak takut melanggar hak-hak orang lain.
Imam Abu Abdillah berkata :”Janganlah kalian tertipu dengan sholat mereka dan puasa mereka. Sesungguhnya mungkin ada seseorang yang mengerjakan sholat dan puasa sampai-sampai seandainya ia meninggalkannya, ia merasa takut. Tetapi amatilah mereka dalam kebenaran bicara dan penunaian amanat”.

Contoh :
Abu Said Al-Khudri, salah seorang sahabat terkenal, mengatakan bahwa Abu Bakar pernah bercerita dihadapan Nabi. Saat itu Abu Bakar menuturkan pengalamannya ketika melintasi padang pasir dan melihat seorang lelaki berwajah tampan sdang melakukan shalat dengan khusuk.
Pergi dan bunuhlah orang itu,” tukas Nabi. Abu Bakar segera pergi menemukan lelaki itu yang masih dalam keadaan seperti semula, sholat dengan khusuk. Abu Bakar jadi ragu untuk membunuhnya. Akhirnya ia kembali.

Nabi kemudian memanggil Umar bin Khaththab. ”Pergilah ke sana dan bunuhlah laki-laki itu!” perintah nabi kepada Umar.
Umar segera pergi kesana. Umar hanya melihat lelaki yang sedang larut dalam ibadah. Umar tidak sampai hati membunuhnya”. Akhirnya ia kembali menghadap Nabi.
”wahai Nabi, yang aku lihat adalah lelaki yang sedang sholat dengan khusuk. Aku tidak tega membunuhnya,” ujar Umar.

Nabi akhirnya menyuruh Ali untuk membunuhnya. Ali segera pergi kesana, tetapi ia tidak menemukan lelaki itu. Ali kembali menghadap Nabi, lalu memberitahukan hal itu kepada Beliau.

Nabi berkata : ”Orang itu dan kawan-kawannya membawa Al-qur’an hanya sampai tenggorokan. Mereka telah keluar dari agama bagai anak panah melesat dari busurnya. Bunuhlah mereka! Karena mereka adalah seburuk-buruk makhluk di muka bumi”. (Shahih Muslim).

Ketika mendapat pinangan, engkau juga dapat memperhatikan tanda-tanda membekasnya agama pada diri calon suami terkait dengan kewajiban-kewajibannya terhadapmu kelak.
Engkau juga dapat melihatnya ketika meminang. Kalau ia meminangmu dalam rangka berpoligami, engkau dapat menilai alasannya dari alasannya berpoligami misalnya, sikapnya terhadap isteri keseimbangannya antara harapan terhadapmu dan sikapnya terhadap isterinya. Terdahulu. Jika ia berpoligami karena menurutnya isteri terdahulu tidak memiliki akhlak yang baik sebagai isteri, engkau dapat menilainya dari dari bagaimana ia mengungkapkan hal itu kepadamu. Sebagian diantara caranya menceritakan, merupakan tanda apakah ia akan menjaga rahasiamu ataukah menunjukkan tidak ada rasa cemburu dihatinya kalau rahasia isterinya diketahui orang lain.

Tanda-tanda keber-agamaan yang bersifat akhlaqi insya-Allah lebih utama, termasuk di dalamnya sikap dan semangatnya tterhadap agama. Seorang yang bersemangat dan memiliki sikap yang baik insya-Allah lebih mudah menyerap ilmu-ilmu agama yang belum ia punyai.

1 komentar:

  1. tuh untuk para gadis yang ingin segera menikah, baca dan fahami jangan asal gaet calon suami....!

    BalasHapus

Anda telah membuka halaman ini silahkan beri komentar

Telusuri