بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Selamat Datang dan Ingatlah Selalu


..::Janganlah Kamu Kawinkan Seorang Gadis, Kecuali Dengan Seizinnya. Sedangkan Persetujuannya adalah Diamnya::..

Rabu, 17 November 2010

Jangan Katakan Semoga Bahagia dan Banyak Anak

Apabila kita membicarakan tentang perkawinan yang bahagia (happy marriage atau successful mariage) sebagaimana yang ada pada buku-buku psikologi atau artikel-artikel tentang perkawinan, maka kita akan mendapati cerita yang berbeda dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Sinni dan yang lainnya dengan kedudukan Hadits Hasan.

Mari kita simak kisah pernikahan Uqail bin Abu Thalib dengan seorang wanita dari kalangan Bani Jasym. Seperti lazimnya upacara pernikahan, tamu-tamu berdatangan dan memberi ucapan selamat sekaligus sebagai do’a. “Semoga Bahagia dan Banyak Anak”, kata para tamu kepada pengantin.

Menerima ucapan seperti itu, Uqail segera teringat Rosulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Kemudian ia berkata, “jangan kalian mengatakan demikian, karena sesungguhnya Rosulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang hal tersebut.

Kalau demikian “Apakah yang harus kami katakan, wahai Abu Zaid?”

Katakanlah oleh kalian,” jawab Abu Uqail, “Semoga Allah Membarakahi Anda Sekalian Dan Melimpahkan Barakah Kepada Anda”. Demikian yang diperintahkan kepada kita.

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa yang paling penting untuk dicari dalam pernikahan bukan kebahagiaan. Tetapi yang paling penting justru barakah dari pernikahan tersebut, konsep yang sangat sering kita dengar tetapi tidak banyak diketahui artinya.

Mendo’akan pengantin baru agar dapat mencapai pernikahan yang bahagia dan sekaligus banyak anak dilarang (makruh). Sebaliknya, sunnah bagi kita mendo’akan saudara kita yang menikah dengan do’a barakah. Mudah-mudahan pernikahan itu barakah bagi pengantinnya dan barakah atas pengantinnya, yakni barakah pernikahan tersebut juga dirasakan oleh orang-orang yang ada disekelilingnya.
Kalau begitu, apakah “bahagia dan banyak anak” merupakan kata yang tabu dalam pernikahan yang islami?

Bukan begitu, melalui lisan suci Rosulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam islam justru mengingatkan kita agar tidak melupakan kriteria memilih istri agar dapat memperoleh kesenangan dan banyak anak.

“Kawinilah wanita yang subur rahimnya (waluud) dan pencinta,” sabda Rosulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, An-Nasa’i dan Al-Hakim. “sebab aku kelak berbanyak-banyak kepada umat-umat lain dengan kalian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda telah membuka halaman ini silahkan beri komentar

Telusuri